Istilah teknologi yang mengganggu (disruptive technology) sangat santer digunakan di dalam dunia inovasi semenjak diutarakan oleh Profesor dari Harvard, Clayton Christensen pada tahun 1995. Disruptive technology ini diutarakan sebagai :
“Generally, disruptive innovations were technologically straightforward consisting of off-the-shelf components put together in a product architecture that was often simpler than prior approaches. They offered less of what customers in established markets wanted and so could rarely be initially employed there. They offered a different package of attributes valued only in emerging markets remote from, and unimportant to, the mainstream.”
Definisi Mengenai Teknologi Disruptif
Teknologi yang disruptif adalah perubahan dalam teknologi yang dapat mengubah kondisi suatu industri. Bayangkan pada jaman dahulu sebelum ditemukan hardisk orang sangat bangga menggunakan floppy disk, dan saat hardisk ditemukan terjadi perubahan besar–besaran dalam industri TI. Hal tersebut kembali terjadi saat teknologi SSD ditemukan, trend notebook berubah juga dari bentuk yang sangat tebal menjadi sangat tipis.
Nah, sekarang bagaimana dengan cloud computing, dimanakah teknologi ini menjadi sangat disruptif? Baiklah, mari kita sedikit kembali ke beberapa tahun ke belakang pada saat hardware TI infrastruktur sedang memasuki masa jayanya. Hanya perusahaan yang memiliki budget besar yang dapat membangun data center mereka, infrastruktur yang kuat serta memiliki tim TI yang handal.
Bagaimana dengan perusahaan kecil? Inilah tantangan yang mereka hadapi pada saat itu, butuh modal besar untuk dapat bersaing dengan perusahaan–perusahaan yang bermodal besar. Pada waktu itu perusahaan kecil sulit untuk melakukan banyak inovasi yang berbasis TI, kebanyakan mereka hanya menjadi follower dengan skala kecil.
Dampak Cloud Computing Bagi Perusahaan
Pada saat ini paradigma tersebut mulai berubah, apa yang dahulu tertutup hanya bagi perusahaan besar mulai terbuka dengan hadirnya cloud computing. Apa yang dilakukan oleh cloud computing sampai dapat menggeser peta inovasi ini? Sederhananya adalah dengan menyediakan teknologi yang terjangkau bagi perusahaan kecil – menengah dengan performa enterprise.
Cloud computing menawarkan migrasi dari CAPEX (Capital Expense) ke OPEX (Operational Expense), hal ini yang menyebabkan perusahaan kecil dapat memakainya karena tidak perlu menyiapkan modal yang besar untuk mengadopsi cloud computing, mereka dapat menjadikannya sebagai beban operasi.
Lalu dimanakah letak “gangguan” dari cloud computing ini dalam industri? Batasan TI yang tadinya menjadi pembeda diantara perusahaan besar dan perusahaan kecil. Cloud computing menciptakan suatu ekualitas dalam hal teknologi pada TI industri, pemakaian teknologi TI sudah tidak dapat lagi melihat besar – kecilnya modal yang dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan startup bisa mendapatkan angin segar untuk melakukan inovasi bisnis.
Contohnya pengembang game, syarat bagi pengembang game untuk berinovasi adalah adalah memiliki server yang kuat. Bagi pengembang game baru dengan budget awal yang minim dapat menggunakan fasilitas cloud computing selama yang mereka butuhkan, cloud computing tidak mengikat seperti membeli hardware. Dukungan cloud computing membuat persaingan di industri game menjadi lebih dinamis. Bukan infrastruktur TI yang menjadi masalahnya sekarang, akan tetapi lebih ke bisnis utama mereka yaitu game itu sendiri.
Sudah saatnya membuat infrastruktur TI bukan lagi menjadi penentu suatu inovasi, tapi bisnis utama yang menentukan inovasi tersebut.
Selamat “diganggu” oleh cloud computing 🙂
Oleh : Daniel Setyahadi
Berikut penjelasan dari kami. Jika Ingin membaca artikel lainnya seputar teknologi atau ingin informasi lebih lanjut mengenai produk dari Indonesian Cloud, Anda dapat mengunjungi laman website kami Indonesiancloud.com, dan website VPS kami cloudhostingaja.com. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan sungkan untuk menghubungi kami. Sampai jumpa di artikel lainnya.