Pada tahun 2020 di Indonesia telah terjadi beberapa kasus kebocoran data, bahkan hanya dalam kurun waktu 7 bulan saja. Perusahaan yang menjadi target incaran para penjahat siber (hacker) pun merupakan perusahaan besar. Hal ini tentu saja memiliki sistem pengamanan data yang cukup baik. Sebut saja Tokopedia, Bukalapak, BPJS Kesehatan, Data Covid-19, dan beberapa perusahaan lainnya. Tentunya data yang dicuri merupakan informasi pribadi dari para pengguna. Data tersebut misalnya saja seperti nama lengkap, alamat rumah, NIK (Nomor Induk Kependudukan), nomor rekening, hingga lokasi kerja. Data-data tersebut diketahui dicuri dan dijual ke beberapa situs gelap.
Dalam kasus seperti ini, kerugian tidak hanya dirasakan oleh pengguna. Ini karena data pribadi mereka diketahui pihak lain dan dapat saja dipergunakan untuk hal negatif. Namun, perusahaan yang menjadi target pembobolan data juga merasakan kerugian yang serupa. Hasil penelitian dari Ponemon Institute pada 2020 menyebutkan bahwa perusahaan harus merasakan kerugian sebesar 40%. Ini meliputi turunnya pendapatan, kehilangan customer, dan biaya yang tinggi. Ini dilakukan agar bisa mendapatkan customer baru karena rusaknya reputasi perusahaan. dan perusahaan.
Apa Sih Faktor Dari Kebocoran Data ?
1. Human Error (Ketidaksengajaan SDM)
Pada umumnya, kejadian kebocoran data terjadi karena human error. Misalnya, karyawan secara tidak sengaja mengirim informasi sensitif kepada penerima yang berbeda dengan yang ingin dituju atau tidak sengaja mempublikasikan secara online. Kasus human error juga bisa terjadi saat programmer membuat database yang tersedia untuk umum dan mesin pencari. Kondisi tersebut terjadi saat informasi rahasia perusahaan bocor dan siapa pun dapat memperoleh akses tersebut sampai terkunci kembali. Hal ini menjadi peluang bagi peretas untuk meretas sistem pada perusahaan dan menyalin informasi rahasia perusahaan. Hal tersebut dapat merugikan perusahaan karena data sensitif yang seharusnya hanya diketahui oleh pihak yang berwenang di dalam perusahaan menjadi tersebar dan sewaktu-waktu dapat digunakan untuk hal negatif oleh oknum yang tidak bertanggung jawab
2. Malware (Malicious Software)
Faktor Malware merupakan program yang dirancang untuk merusak dengan memasuki sistem komputer. Malware dapat masuk melalui email, download melalui internet, atau program yang terinfeksi oleh virus. Malware juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem komputer dan memungkinkan terjadinya pencurian informasi perusahaan dan juga data pribadi. Maka dari itu, perlu berhati-hati dalam mengakses atau download melalui website yang terlihat mencurigakan atau membuka link di dalam email dari pengirim yang tidak dikenal. Keduanya menjadi metode yang sering digunakan peretas untuk menyebarkan malware, sehingga data security menjadi lemah dan berpotensi untuk diretas.
Dampak dari kebocoran informasi bisa disalahgunakan oleh penjahat, terutama yang berkaitan scam dan rekayasa sosial (social engineering). Selain itu, ada beberapa dampak data leakage bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
Dampak Dari Kebocoran Data
- Legal liability
Perusahaan yang lalai dalam melindungi data penting miliknya, terutama yang berifat informasi pelanggan, akan berhadapan dengan UU ITE tahun 2008.
- Lost Productivity
Dampaknya dapat mengakibatkan lost productivity bagi perusahaan karena tidak teliti dan berhati-hati dalam menjaga hasil penemuan, desain baru, ide pemasaran, dan sebagainya. Jika data tersebut bocor dan informasi tersebut diketahui oleh kompetitor, maka bukan tidak mungkin bahwa data yang bocor akan dipakai oleh kompetitor.
- Business Reputation
Rusaknya reputasi bisnis akan dialami perusahaan ketika mengalami kebocoran data, terutama yang mengandung data pelanggan. Pelanggan akan kehilangan kepercayaan akan perusahaan yang mengalami kebocoran data dan perusahaan tersebut akan mengalami degradasi dalam reputasi bisnis, baik dalam sekala nasional hingga internasional.
Karena maraknya permasalahan tersebut, PT Indonesian Cloud menyediakan beberapa layanan Cloud Security yaitu sebuah aplikasi teknologi untuk melindungi sistem, jaringan, program, perangkat, dan data dari cyber-attack. Secara umum, layanan dari Indonesian Cloud ini bertujuan mengurangi risiko dan melindungi dari kerusakan, serangan atau akses ilegal.
Hindari Kebocoran Data Dengan Cloud Security
PT Indonesian Cloud menyediakan berbagai layanan pelindung data yang dapat digunakan oleh client tentunya sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya saja, bagi para entrepreneur yang baru saja mulai menjalani dan sedang mengembangkan situ web bisnis nya dapat menggunakan layanan Cloud Security kami yaitu Vulnerability Assessment. Para entrepreneur ini dapat melakukan pengecekan apakah website mereka sudah aman atau belum dengan layanan kami ini.
Layanan kami yang dapat mencegah kerugian finansial, meningkatkan value perusahaan dan membuktikannya kepada regulator industry, serta melakukan rasionalisasi investasi keamanan informasi. Dengan melakukan penilaian aplikasi on-demand, penilaian jaringan, penilaian nirkabel, penilaian infrastruktur, serta pengujian penetrasi internal dan eksternal untuk melihat tingkat keamanan dan memberikan penilaian dari kerentanan dan ancaman terhadap sistem dan infrastruktur utama organisasi.
Dan masih banyak layanan kami yang dapat sangat berguna bagi para perintis usaha. Selain untuk mempersiapkan keamanan data perusahaan mereka, kami juga membantu perusahaan Anda untuk mencegah kerugian yang dapat disebabkan oleh kebocoran data.
Jika Anda tertarik dan ingin mengetahui informasi lebih seputar layanan Cloud Security Indonesian Cloud, Anda dapat mengunjungi laman website kami Indonesiancloud.com, dan website VPS kami cloudhostingaja.com. Sampai jumpa di artikel lainnya.