Memperkecil Risiko Operasional IT- Saat ini teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kita. Teknologi informasi telah banyak memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di rumah maupun di kantor. Tanpa kita sadari kita sudah sangat tergantung sekali dengan teknologi informasi.
Dibalik kenyaman dan kemudahan yang dapat diberikan oleh teknologi informasi ternyata tersimpan potensi risiko yang sangat besar, semakin besar ketergantungan kita terhadap teknologi informasi maka semakin besar pula risiko yang akan kita tanggung. Hal ini juga diperparah dengan kenyataan bahwa infrastruktur teknologi informasi bisa rusak dan kerusakan tersebut merupakan hal yang sangat alami dan sering terjadi. Risiko yang muncul dari teknologi informasi merupakan salah satu dari risiko operasional.
Tentang Risiko Operasional
Risiko operasional dapat dikategorikan sebagai inherent risk yaitu risiko yang melekat dan tidak dapat dihilangkan. Pada saat kita menggunakan teknologi informasi maka secara otomatis kita akan terdampar oleh risiko operasional berupa tidak berfungsinya infrastruktur teknologi informasi yang bisa disebabkan kerusakan main board, memory card, dan lain-lain.
Disisi lain risiko operasional adalah risiko yang sangat sulit untuk dihitung dampat buruk dan sulit untuk dikelola. Mengelola risiko operasional membutuhkan tools yang canggih dan pemahaman yang mendalam terhadap risiko tersebut.
Kerumitan pengelolaan risiko operasional terkait dengan cakupannya yang sangat luas, semua yang tidak termasuk dalam risiko kredit dan risiko pasar bisa dikategorikan sebagai risiko operasional. Bahkan dalam risiko kredit dan risiko pasar itu sendiri terkandung risiko operasional. Sebagai contoh jika seorang user dari aplikasi pemberian kredit atau loan origination system tidak dapat memasukan data yang dibutuhkan untuk membuat pemeringkatan calon debitur baik karena infrastrukturnya bermasalah ataupun karena human error yang berakibat pada hasil pemeringkatan yang tidak tepat maka dapat berakibat pada risiko kredit tetapi risiko kredit tersebut dipicu oleh risiko operasional.
Dampak Risiko Operasional
Risiko operasional dapat berdampak langsung pada aspek keuangan. Sebagai contoh ketidakmampuan aplikasi e-commerce untuk melayani pembeli karena sebab apapun akan berdampak langung pada turunnya omzet perusahaan tersebut, penurunan omzet akan semakin banyak dialami seiring dengan semakin lamanya aplikasi e-commerce tidak mampu melayani pembeli.
Risiko operasional juga bisa berdampak pada reputasi perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi aspek keuangan perusahaan. Bahkan bisa jadi penurunan reputasi perusahaan ini dapat berdampak lebih buruk karena turunnya tingkat kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Sebagai contoh jika seorang nasabah bank tidak dapat menarik uang karena infrastruktur teknologi informasi di bank tersebut sering bermasalah maka hal ini bisa jadi akan membuat nasabah tersebut memindahkan dananya ke bank lain.
Sumber Risiko Operasional
Secara umum risiko operasional berkaitan dengan manusia dan sistem/ teknologi informasi. Berikut adalah beberapa penyebab risiko operasional :
- Human Error
- Teknologi informasi yang susah dioperasikan
- Penggunaan teknologi informasi yang belum stabil
- Arsitektur Teknologi informasi yang tidak mempuni
- Infrastruktur teknologi informasi yang tidak aman
- Perhormance Harddisk yang rendah
- Bandwith yang tidak cukup
- Dan lain-lain
Mitigasi Risiko Operasional
Membangun Disaster Recovery Center (DRC) adalah cara yang umum dilakukan untuk mengantisipasi risiko kegagalan sistem dalam melayani user. Tetapi DRC ini bisa diumpakan sebagai ban serep mobil jika ban utama dari mobil tersebut sering bermasalah maka seringnya pergantian ban makan tidak akan cukup merepotkan.
Membangun datacenter utama yang tahan terhadap dampak risiko operasional adalah pendekatan yang sangat disarankan. Tetapi membangun datacenter seperti ini memerlukan investasi yang sangat besar.
Pertanyaan adalah bagaimana memiliki datacenter yang mampu menghadapi dampak risiko operasional dengan biaya yang dapat disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan skala bisnis dari perusahaan. Caranya adalah dengan menggunakan layanan cloud dari cloud service provider yang secara otomatis mengalihkan / mentransfer risiko operasional teknologi informasi dari suatu perusahaan ke perusahaan penyedia jasa layanan cloud.
Tips memilih Perusahaan Penyedia Jasa Layanan Cloud
Memilih perusahaan penyedia jasa layanan cloud seharusnya bukan hanya sekedar melihat aspek keuangan atau biaya yang lebih rendah tetapi yang harus dijadikan perhatian utama adalah bagaimana perusahan penyedia jasa layanan cloud harus mampun memitigasi / mengurangi dampak buruk dari terjadinya risiko operational teknologi informasi. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan dalam memilih perusahaan penyedia jasa layanan cloud computing.
- Sumber daya manusia dari perusahaan cloud tersebut harus berpengalaman dan terlatih dalam bidangnya hal ini penting untuk mengurangi human error dalam mengoperasikan layanan cloud.
- Pengelolaan datacenter harus menggunakan tools yang mudah dioperasikan.
- Menggunakan teknologi cloud yang sudah terbukti handal dari perusahaan pioneer dari teknologi tsb.
- Mengimplementasikan arsitektur N+1.
- Infrastruktur teknologi informasi dilengkapi dengan perangkat security yang lengkap, mulai dari router, anti ddos, firewall baik fisikal maupun virtual.
- Menggunakan High availability platform sehingga dapat melakukan transfer workload secara otomatis.
- Memiliki disk performance yang tinggi.
- Menyediakan bandwith yang besar.
- Ada pemisahan yang jelas antara datacenter dan network operation center.
- Dan lain-lain
Manfaat
Selain manfaat berupa penurunan / pengalihan risiko operasional terdapat beberapa manfaat lain dalam penggunaan cloud dari perusahaan penyedia jasa layanan cloud, yaitu antara lain :
1. Peningkatan Return On Invesment (ROI) / Return On Asset (ROA)
Menggunakan layanan cloud dari penyedia jasa layanan cloud berarti tidak ada penambahan asset tetapi manfaat dari teknologi informasi yang diperoleh tidak berubah bahkan bisa meningkat. Karena jumlah asset berkurang maka walaupun dengan tingkat keungtungan yang sama maka rasio ROI/ROA akan meningkat.
2. Spesifikasi / Skala kapasitas Cloud sesuai skala bisnis
Spesifikasi cloud dapat disetting setiap saat, penurunan dan penambahan resource (vCPU, vRAM, Size HDD) dilakukan tanpa daowntime.
3. Waktu implementasi yang cepat
Penyediaan server virtual dapat dilakuakn dalam hitungan menit, sehingga implementasi dapat dilakukan dengan cepat
4. Efisiensi penggunaan bandwith
Terutama untuk aplikasi yang diakses melalui internet, maka perusahaan tidak lagi memerlukan bandwith dari datacenter ke internet untuk aplikasi tersebut. Memilih penyedia jasa layanan cloud computing yang dapat memberikan bandwith besar dan trafik yang free unlimited dan un metter adalah pilihan yang bijaksana.
Ditulis Oleh: Makpui – Sales Manager
Berikut penjelasan dari kami. Jika Ingin membaca artikel lainnya seputar teknologi atau ingin informasi lebih lanjut mengenai produk dari Indonesian Cloud, Anda dapat mengunjungi laman website kami Indonesiancloud.com, dan website VPS kami cloudhostingaja.com. Sampai jumpa di artikel lainnya.